Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

5 Faedah ikutan BI Netifest 2020




Selalu ada nilai positif yang saya dapat setiap kali mengikuti kompetisi, tak terkecuali lomba blog dan vlog yang diselenggarakan Bank Indonesia

Hari itu, Rabu 15 Januari 2020, cuaca di Banjarbaru cukup bersahabat. Hujan tak turun meski awan terlihat mendung. Sepertinya alam mendukung keberangkatan saya ke Jakarta untuk mengikuti acara Netizen Festival Bank Indonesia.

Kartu id bi netifest 2020
Bukti jadi finalis BI Netifest (foto koleksi pribadi)


Selama 4 hari saya dan para finalis lomba blog akan mengikuti serangkaian kegiatan. Acaranya padat banget, dimulai dari sesi perkenalan dengan petinggi Bank Indonesia, kelas menulis untuk blogger, makan malam, keliling museum Bank Indonesia sampai mengikuti acara puncak yang menghadirkan Sheila On 7. YES.

Saya merasa beruntung banget. Jadi salah satu dari 35 orang finalis saja sudah gembira. Apalagi dapat ilmu baru plus teman hanyar, gembiranya bukan alang kepalang.

Disamping menambah jaringan pertemanan, saya masih mendapat keuntungan lain yang nggak kalah seru dan menyenangkan, meskipun membutuhkan perjuangan.

1. “Terpaksa” berjalan
Selama ini saya jarang berolahraga. Sehari-hari sih jalan kaki, dari ruang depan ke dapur saja. Keluar pagar pakai motor. Kalau pun mau ya jalan kaki di hari minggu pagi. Ya, kalau dihitung-hitung paling banyak 5000 langkahlah. Itu pun sudah ngos-ngosan.
Nah, berkat ikutan BI Netifest ini, saya berhasil memecahkan rekor.
Bayangkan, saya berhasil melangkah sebanyak 7500 langkah. Amrezing banget.

Sandal hotel
Lelah jalan kaki (foto koleksi pribadi)


Hebatnya nggak ngos-ngosan loh. Apa karena banyak istirahatnya ya? Hahaha. Bisa jadi, karena acara jalan kakinya dilalukan dengan mencicil. Jadi nggak cuma baju atau kendaraan aja yang dikredit.

Cicilan pertama di Bandara Syamsudin Noor. Setelah itu menyusuri trotoar dari stasiun Gambir ke hotel tempat menginap, baru kemudian menyusuri lantai per lantai Gedung Sarinah, lanjut ke Kafe Pisa, dan berakhir di kamar tempat menginap.

St. Dari hotel ke Sarinah serta dari Kafe Pisa ke hotel saya pakai gojek. Takut nyasar.

2. Menulis di telepon gengam
Yup, saya nggak menyangka akhirnya mampu menulis dengan telepon gengam. Biasanya kegiatan menulis dilakukan dengan laptop. Navigasi lebih mudah gitu.

Ndilalah kok alat perang nggak dibawa karena merasa cuma belajar di kelas. Belajarnya benar, namun namanya pelajarkan pasti dikasih PR.

Nah, pak guru pun tidak mau muridnya berleha-leha. Makanya disuruh bikin tulisan dan harus dikirim malam itu juga.

Hua...nggak mudah nulis pakai telepon gengam. Bolak-balik salah pencet. Kalau benar, eh hurufnya sering dobel. Meski tertatih-tatih, akhirnya saya berhasil mengirimkan tugas sebelum jam cinderela berdentang. Fiuh.

3. Bebas dari menu makanan
Para Ibu pasti mengalami hal ini. Bagaimana mumetnya menyusun menu makanan untuk keluarga. Selama 4 hari saya bebas dari kegiatan membuat makanan untuk keluarga. Beneran loh, persoalan masak memasak bisa bikin senewen. Bingung mau belanja apa. Mau masak apa.

Donat dan roti
Camilan coffee break (foto koleksi pribadi)


Untuk kali ini saya nggak pusing, wong nggak masak. Tinggal turun ke restoran, ambil piring, pilih lauk yang diinginkan dan menikmatinya. Biasanya saya pilih masakan yang kelihatan unik lalu cari resepnya di internet. Lumayan dapat contekan menu baru hehehehe.

4. Punya foto baru
Berfoto? Aduh saya kok rasanya malu kalau disuruh foto. Mending saya yang memotret. Makanya ketika diminta panitia mengirimkan foto diri, langsung deh kebingungan.

Nyari-nyari stok foto di telepon gengam kok nggak banyak. Untung nggak ada ketentuan harus mengirim foto terbaru, jadi foto lama saja yang dikirim. Yang penting ada.





Beruntung ketemu teman-teman blogger, mereka mendorong saya untuk berfoto di tempat yang oke banget. Sempat sungkan. Namun benar kata teman-teman, foto diperlukan untuk mendukung tulisan dan pekerjaan lainnya. Baiklah, saya foto paling akhir wkwkwkwk.

5. Ketemu Sheila On 7
Yup jadi finalis itu memberi kesempatan saya buat melihat langsung Duta menyanyi.

Saya dan tiga orang teman tau kalau semua peserta mengincar kursi terdekat dari panggung. Panitia mengumumkan kalau area pertunjukkan baru dibuka pukul 19.00 wib.

Sheila on 7
Duta di depan mata (foto koleksi pribadi)


Nggak mungkin adu cepat sama peserta lain yang lebih muda. Jadi kami menyusun strategi. Dimulai dengan makan paling duluan, setelah selesai langsung masuk area panggung dengan berdalih ke toilet. Yey. Berhasil dapat duduk di barisan ketiga, tepat di belakang rombongan dari Bank Indonesia. Bebas deh mengabadikan Sheila On 7 tanpa terhalang.
Yeah.

Terakhir, berkat ikutan BI Netifest saya tambah semangat buat ngisi blog. Sayangkan ilmu yang di dapat hilang ditelan waktu.

Baca juga:
7599 langkah menuju generasi digital



Komentar

  1. aku juga kepingin diundang... sayangnya aku ga ikutan lombanya, hehehhe...
    bisa ketemu artis, ketemu temen, dapat makan, ah jadi pingin. semoga ada lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada kompetisi BI ikut mbak. Seru banget deh.

      Hapus
  2. keren Mbak! Aku gagal di point nomer 2, udah coba nulis di smartphone tapi cuma dapet 3 paragraf wkwkwk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kekuatan kepepet memang ajaib mas. Tapi benaran repot ya nulis pakai hp.

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.