pada tanggal
Travel
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Jangan memendam keinginan, namun ucapkan dalam doa dan berusaha untuk mewujudkannya.
Kapal Dharma Kartika 2 sandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. |
Begitulah yang saya lakukan ketika suatu hari melihat unggahan tentang pelayaran kapal penumpang Dharma Kartika II. Kapal baru ini memiliki interior yang bagus dan baru saja beroperasi melayani jalur penyeberangan dari Surabaya ke Banjarmasin dan sebaliknya.
Melihat foto-foto yang cantik, saya berniat untuk menjadi salah satu penumpangnya. Entah kapan.
Keinginan yang tidak biasa sebab belum pernah naik kapal besar seperti itu. Pengalaman saya cuma naik kapal penyeberangan dari Batulicin ke Kotabaru di Kalimantan Selatan. Lama tempuh penyeberangan hanya 1 jam. Berbeda sekali dengan lama penyeberangan dari Banjarmasin ke Surabaya yang lebih dari 15 jam.
Jeri? Tidak. Saya malah penasaran dan berdoa agar suatu saat bisa naik kapal penyeberangan ini. Doa itu terwujud.
Hampir melupakan keinginan karena pekerjaan dan rasanya tidak mungkin bepergian dengan kapal laut. Tetapi, tiba-tiba kesempatan itu datang. Seperti disodorkan ke hadapan saya.
Tanggal 16 Oktober 2023, saya harus ke Jakarta, ingin juga bertualang karena sudah lama tidak melakukannya. Ketika keluarga tahu rencana itu, mereka malah meminta saya mampir ke Surabaya.
Wow, tanpa banyak berkata-kata, langsung mengecek kalender dan jadwal kerja. Ada 7 hari libur yang bisa saya pindah ke tengah bulan. Lanjut cek data pekerjaan yang sudah selesai, tercatat ada 30 data yang sudah terkumpul dalam 10 hari kerja. Berarti saya bisa menarik napas (sedikit) lega.
Tanpa pengalaman naik kapal laut, bukan berarti urung bertualang. Kebetulan beberapa teman lumayan kerap naik kapal laut saat hari raya. Kabarnya lebih terjangkau jika perjalanan membawa kendaraan dan keluarga.
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (dok. Pribadi) |
Akhirnya saya sibuk mengontak teman-teman yang sudah berpengalaman. Cari informasi itu penting dong supaya perjalanan nyaman.
Seorang teman yang terbiasa bedol keluarga waktu lebaran menerangkan kalau urusan naik kapal laut berbeda jauh dengan naik pesawat. Pembelian tiket memang bisa dilakukan secara online, tapi waktu keberangkatan kapal laut bisa tepat waktu atau mundur, tergantung kondisi perairan laut dan muara sungai saat itu.
Harga tiketnya juga disesuaikan dengan kelas yang dipilih. Ada kelas ekonomi tanpa seat, ekonomi tidur, kelas 1, kelas 2, dan kelas VIP. Dia terbiasa membeli kelas VIP agar bisa menampung 4 orang anggota keluarga.
Tiket kapal Dharma Kartika 2 (dok. Pribadi) |
Seorang teman lain yang menggunakan kapal laut untuk liburan keliling Jawa Timur dan Jawa Tengah menyarankan agar saya tidak membeli tiket kelas 1 apalagi kelas VIP. Sebaiknya membeli tiket ekononi tidur. Pertimbangannya, ruangan lebih besar dan banyak teman. Tujuannya supaya tidak mabuk laut.
Informasi itu saya olah baik-baik. Bagaimana pun saya tidak ingin perjalanan pertama naik kapal laut memberi kesan tak menyenangkan.
Bermodalkan informasi dari teman-teman, saya mulai berburu tiket. Berbeda dengan tiket pesawat, kereta api, dan bus yang bisa diketahui waktunya, maka tiket kapal laut butuh kesabaran. Itu yang saya rasakan ketika mulai berburu tiket kapal laut.
Tiket penyeberangan ini belum dijual secara luas melalui aplikasi traveloka, tiket.com dan lain sebagainya. Tanda bukti pemesanan tersebut masih dijual oleh masing-masing perusahaan penyeberangan seperti Pelni. Kapal laut yang mau saya naiki adalah Dharma Kartika yang dikelola oleh PT. Dharma Lautan UtamaPT. Dharma Lautan Utama sehingga tiketnya dijual melalui website perusahaan.
Sebenarnya PT. DLU sudah membuat aplikasi untuk penjualan tiket, tapi berdasarkan pengalaman lebih mudah dan cepat membelinya di website.2
Ternyata oh ternyata, jadwal keberangkatan kapal laut yang muncul adalah untuk keberangkatan dua hari kemudiam dari tanggal saya mengakses website. Jadi saya berencana naik kapal laut tanggal 12 Oktober, nah jadwal keberangkatan dan nama kapal baru akan muncul di tanggal 10 Oktober. Waduh nggak bisa pesan dari jauh-jauh hari.
Sempat terpikir untuk langsung datang ke kantor PT. DLU di Banjarmasin. Untung saya bersabar menunggu jawaban dari pesan yang saya kirim melalui webiste dan aplikasi PT. DLU. Hasilnya tetap sama dengan keterangan yang ada di website.
Tangga menuju lantai 3 (dok. Pribadi). |
Jadilah saya bersabar sambil deg-degan nggak dapat tiket. Meskipun teman sudah menghibur dengan mengatakan akan ada tiket karena bukan masa liburan. Ya wis sabar.
teng. Tanggal 10 Oktober buka lagi website PT. DLU dan jadwal keberangkatan serta nama kapal muncul. Tertera kalau kapal akan bertolak pulul 02.00 wita. Dharma Kartika 2 yang akan berlayar mengarungi lautan. Hua, ini dia kapal yang bikin saya penasaran. Rencana Tuhan memang indah.
Langsung pesan tiket sesuai kelas yang dimaui. Urus pembayaran melalui atm dan nggak lama dapat email notifikasi pembelian tiket kapal lautnya. Hore, saya jadi naik kapal laut.
Lagi-lagi meminta saran pada teman mengenai waktu tiba di pelabuhan. Apakah 2 jam sebelum keberangkatan atau justru lebih cepat pagi. Katanya sebaiknya saya berangkat pukul 00.00 wita agar tiba 1 jam sebelum kapal melepas jangkar. Namun jam 23.00 wita saya sudah bertolak menuju pelabuhan.
Ruang tunggunya sudah sepi (dok. Pribadi) |
Tebak seperti apa keadaan pelabuhan? Area parkir sudah sepi. Hanya ada beberapa mobil. Tempat menunggu penumpang jiga sudah kosong. Hanya beberapa petugas yang duduk menunggu. Rupanya semua penumpang dan angkutan sudah naik ke kapal. Jadi saya adalah penumpang yang datang dalam masa injury. Untung kapal lautnya belum bergerak. Masih bersandar dengan tenang.
Sesuai petunjuk dari petugas, saya langsung menuju ke kapal Dharma Kartika 2. Kali ini mengikuti naluri saja. Masuk dari pintu palka dan berhadapan dengan jejeran truk kemudian mencari jalan untuk naik ke bagian dalam kapal.
Sebuah spanduk menjadi penanda bahwa pintu besi yang terbuka adalah jalan menuju bagian dalam kapal. Pilihannya mau pakai lift atau naik tangga? Saya pilih lift dong. Kapan lagi merasai lift di kapal laut. Begitu lift terbuka tampaklah jejeran dinding kapal dengan beberapa pintu besi.
Naik lift di kapal laut (dok. Pribadi) |
Waktunya mencari bagian informasi untuk melapor dan mencari letak kamar. Setelah menyerahkan tiket, saya diarahkan untuk naik ke lantai atas dan mencari letak kamar di sebelah kiri tangga.
Ternyata kamar ekonomi tidur terdiri dari beberapa ruangan. Saya hanya bermodalkan nomor tempat tidur saja yang pada akhirnya tidak terlalu berlaku karena nanti cukup mencari tempat tidur yang kosong saja.
Kamar kelas ekonomi tidur (dok. Pribadi). |
Ada televisi dan AC (dok. Pribadi) |
Oh ya, kelas ekonomi tidur ini berada di ruangan yang besar dengan tempat tidur berderet-deret yang terdiri dari bagian atas dan bawah. Tidak ada pemisahan gender ya, jadi harus pintar-pintar melihat keadaan. Pembeda yang berlaku adalah gelang yang dikenakan penumpang. Gelang biru yang melingkar manis di tangan kanan menandakan saya berada di kelas ekonomi tidur. Buat mereka yang memakai gelang berwarna kuning bisa merebahkan diri di koridor atau selasar lorong kapal. Berbeda dengan pemgguna gelang berwarna oranye yang berhak merebahkan diri di kamar kelas 2.
Fasilitas di kamar ini cukup baik. Ada kasur-kasur busa tebal yang empuk. Pendingin ruangan yang bekerja dengan baik. Stop kontak untuk mencharge telepon gengam (sayangnya adanya di tempat tidur atas). Lampu yang terang benderang. Kamar mandi dan toilet ada di bagian luar ya.
Semula saya mengira tidak akan bisa tidur. Nyatanya setelah ngobrol dengan ibu-ibu di sebelah, saya tertidur sampai tidak tahu kalau kapal mulai berlayar. Pukul 07.00 saya terbangun karena kantuk sudah hilang dan ingin ke kamar mandi.
Makan pagi dulu (dok. Pribadi). |
Tidak lama terdengar pengumukan bahwa makan pagi sudah siap. Makanan untuk penumpang kelas ekonomi tidur bisa diambil di restoran. Usai membersihkan diri langsung menuju restoran dan menikmati makan yang terdiri dari nasi, ayam, sayur, sambal, dan puding serta segelas air kemasan di meja dekat jendela. Sensasinya benar-benar tak terbayangkan, menyantap makanan sambil memandang laut lepas.
Usai makan saatnya untuk melihat fasilitas kapal Dharma Kartika 2. Selain restoran untuk menyajikan makan serta hiburan organ tunggal, ada juga ruang karaoke, toko kecil, tempat membaca, mushola, tangga untuk berfoto, cafe, dan lapangan futsal kecil di dek atas.
Sayangnya, dari semua fasilitas hanya ruang baca yang tidak bisa di akses. Saya cuma bisa melihat dari luar tanpa masuk ke dalam karena terhalang papan yang menyatakan ruangan tidak digunakan saat itu.
Huruf kanji yang masih ada di kapal Dharma Kartika 2 (dok. Pribadi). |
Oh ya, kapal Dharma Kartika 2 merupakan kapal penumpang dari Jepang. Jadi masih banyak ditemui petunjuk dengan aksara kanji.
Akhirnya pagi menjelang siang itu saya habiskan di dek atas untuk menikmati embusan angin laut, sambil berharap bisa melihat lumba-lumba. Namun, asyik juga melihat kapal-kapal besar di kejauhan lalu pelan-pelan mendekat.
Pelan-pelan cahaya mentari semakin kuat. Para penumpang yang semula menikmati laut, mulai beringsut. Ada yang menepi ke dekat cafe, ada yang menikmati organ tunggal di restoran, namun tidak sedikit yang memilih merebahkan diri, termasuk saya.
Mercusuar sudah tampak (dok. Pribadi) |
Pelabuhan Trisakti sudah terlihat (dok. Pribadi). |
Senja di Kapal Dharma Kartika 2 (dok. Pribadi). |
Rupanya di kamar, sebagian besar terisi penumpang. Beberapa tertidur, lainnya asyik berbincang. Akhirnya saya ikut terlibat dalam kegiatan berbicara. Topiknya bagaimana mencari travel menuju kota Malang. Serukan.
Namanya ngobrol, sudah pasti membuat waktu berlalu begitu cepat. Sore pun datang. Beberapa penumpang mulai melihat telepon gengam. Mencoba berkirim kabar dan terdengar suara pesan masuk. Daratan sudah dekat.
Saya segera bangun. Merapihkan tas dan camilan. Pelayaran ini masih berlangsung sekitar dua jam, namun saya mau melihat keluar. Memandangi gugusan pulau-pulau kecil dan mercusuar.
Kali ini tempat tongkrongan berbeda. Tidak lagi di dek tapi di ruang santai untuk penumpang kelas dua. Dari balik kaca besar, tampaklah sejumlah kapal besar. Lalu gugusan pulau. Sebuah mercusuar terlihat. Semakin lama kapal Dharma Kartika 2 semakin mendekati Pulau Jawa. Dari kejauhan samar-samar terlihat jembatan suramadu. Saatnya pindah ke atas.
Sore dari atas Kapal Dharma Kartika 2. |
Bersama beberapa penumpang kapal yang sudah lebih dulu ada di dek atas, saya menikmati deburan ombak dan tiupan angib laut. Semakin lama, Kapal Dharma Kartika 2 semakin mendekat ke pelabuhan. Saya bisa melihat pelabuhan.
Tak lama kemudian, pelabuhan Tanjung Perak sudah di depan mata. Kapal Dharma Kartika 2 terus maju. Posisinya tegak lurus dengan ruang kosong di Pelabuhan Tanjung Perak.
Merapat di dermaga (dok. Pribadi) |
Pelabuhan Tanjung Perak (dok. Pribadi) |
Sampai deh (dok. Pribadi) |
Pelan-pelan dengan bantuan kapal tunda, kapal besar ini semakin mendekati tepi pelabuhan. Caranya menyamping seperti kepiting. Kapal pun merapat ke pelabuhan. Pelayaran pun berakhir di Pelabuhan Tanjung Perak.
Ah, petualangan yang menyenangkan dan berkesan.
Kamar mandinya gimana mb bersih ga ya soalnya saya mau naik kapal itu jg dan km share jg mana wkt mendekati lebaran pulak tkut kotor😅
BalasHapusSaya pakai kamar mandi di kelas 2 kak. Kan sambil jalan-jalan. Sebenarnya kamar mandi lumayan tapi kemarin ada kamar.mandi untuk pria yang rusak jadi mereka pakai kamar mandi peremouan.
HapusPerjalanan balik gimana? Saya dari Bandung mau ke Banjarmasin, bawa mobil sendiri
BalasHapus