Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

Bakwan, Menu Buka Puasa Pengobat Rindu

Bakwan, makanan yang bisa dijadikan cemilan atau lauk pelengkap. Sajian ini dapat ditemui dimana saja dan kapan saja. Walaupun bakwan hanyalah makanan sederhana, namun ia istimewa buat saya. Kisah inilah yang saya tulis untuk menjawab tantangan blogging yang diadakan oleh Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). 

Selamat pagi (foto: pribadi)


Belakangan ini cuaca seperti tidak menentu. Seperti hari ini, sejak pagi langit tertutup awan kelabu. Berbeda sekali dengan kemarin saat langit berwarna biru cerah. Musim pancaroba benar-benar sudah tiba. 

Di saat bersamaan, seluruh umat muslim, termasuk saya dan keluarga, tengah menjalankan ibadah puasa. Namun puasa kali ini sangat berbeda.

Ini adalah kali pertama saya, suami, dan si kecil menjalani puasa di tanah perantauan. Sebelum, saya selalu kembali ke kampung halaman untuk berpuasa bersama si sulung dan keluarga besar. 

Jangan tanya seperti apa rasanya harus berjauhan dengan si sulung. Sungguh berat. Melebihi rindu yang dirasakan Dilan. Namun, saya harus kuat. Toh, setelah pandemi berakhir, saya pasti bisa memeluk si sulung.

Dapur Tempat Bermain

Di antara belitan rindu, saya mencoba mengatasinya dengan membuat aneka makanan. Dapur jadi tempat bermain yang menyenangkan. Sebelum ramadhan tiba, saya sudah mencoba membuat beberapa makanan dan minuman untuk buka puasa.

Boba
Boba (foto: pribadi)


Dari deretan minuman, saya sudah membuat boba. Bulatan berwarna hitam ini kerap dijumpai pada minuman teh kekinian yang disukai anak-anak. Si bungsu tergolong penggemar boba sampai-sampai dia menyimpan uang jajannya agar bisa membeli minuman ini. Ternyata membuat boba mudah. Saya juga bisa membuatnya bersama si bungsu.

Lain waktu mencoba membuat kelapa kopyor kw alias palsu dari air kelapa dan agar-agar. Memang sih hasilnya belum sesuai harapan karena bentuknya lebih mirip daging kelapa muda. Tapi saya gembira karena rasanya enak.

Untuk jajaran kue atau camilan saya berhasil membuat pie teflon, tahu isi, tempe kemul, singkong goreng renyah, bolu kukus merekah, dan roti kawah. Namun dari keseluruhan makanan yang menjadi juara adalah bakwan. 

Bakwan, Pengobat Rindu

Uji Coba membuat bakwan memang selalu mengusik saya. Penyebab sepele, saya ingin bisa membuat bakwan jagung seperti yang disajikan di rumah makan manado.

Bakwan jagungnya besar, garing, renyah, plus ada sensasi jagung meletus saat dikunyah. Sungguh menantang sekali untuk dicoba. Sudah beberapa resep saya coba namun belum ada yang sesuai keinginan.

Sayangnya, keluarga kecil tidak terlalu menyukai bakwan jagung. Untuk mereka bakwan itu pakai sayuran, kol, wortel, atau toge. Sederhana banget, namun menyehatkan karena mengandung sayuran.

Kefanatikan mereka bukan tanpa sebab, jejak rasa itu sudah lama melekat di lidah, ingatan, dan hati mereka. Bisa dikatakan, sambil menyantap bakwan sama artinya membawa kenangan akan rumah, keluarga besar, keponakan, dan Ibu.

Bakwan sayur
Bakwan pengobat rindu (foto: pribadi)


Ini jadi tantangan saya untuk dapat mewujudkannya. Kembali ke dapur untuk mencoba lagi. Kali ini fokus pada bakwan sayur yang biasa disajikan. 

Saya buang jauh-jauh bayang-bayang bakwan jagung berikut resepnya. Meyakinkan diri bahwa kali ini bisa menghadirkan kenangan dalam sepiring bakwan.

Lupakan juga tepung siap saji. Saatnya menghaluskan bawang putih, ketumbar, dan garam. Untuk kemudian menyatukannya dengan tepung terigu. Tak boleh terlalu cair atau kental.

Seperti ini resepnya

Bakwan sayur

Bahan:
Kol secukupnya, dicuci bersih dan diiris
1 buah wortel, dikupas dan diiris halus
10 sdm tepung terigu
Air secukupnya

Bumbu halus:
1 siung bawang putih
1 sdm ketumbar
½ sdt garam
½ sdt lada halus
1 sdt kaldu jamur bubuk

Cara membuat:
  1. Siapkan wadah, isi dengan tepung terigu dan bumbu. Aduk rata. 
  2. Beri air sedikit demi sedikit sampai adonan tercampur rata dan kental.
  3. Masukan sayuran. Aduk rata. Tes rasa.
  4. Panaskan minyak goreng. Goreng bakwan hingga berwarna kuning keemasan. Angkat dan sajikan.


Kenang Rasa 

Saya bersyukur, selama proses pencarian rasa, si kecil dan suami selalu memberikan masukan. Hingga pada hari ketiga ramadhan, senyum si kecil merekah dan berucap, "Ini dia bakwan eyang". 

Sekuat tenaga saya menahan sesak ketika mendengar ucapannya. Kenang rasa itu kembali. Membuat kami merasa berada dalam pelukan keluarga nun jauh di sana. 

Meski hanya sepotong bakwan, namun makanan ini sungguh menjadi pujaan sebab dialah penaut hati dan kehangatan kami semua. 







Komentar

  1. Aaaah.. bakwan selalu menjadi favorit buka puasa di rumah. Kalah semua takjil yang lain. Anak-anak aku bisa rebutan kalau buka puasanya pakai bakwan. Dan sama, mereka juga lebih suka bakwan sayur dibanding bakwan jagung

    BalasHapus
  2. Gorengan favoritku jugaaaaa :D.

    Bakwan jagung menado itu EMG enak bangettttt ya mba. Dan sampe skr asistenku juga belum berhasil bikin yg mirip, apalagi aku yg kemampuan masaknya kacau abis :p

    Kalo udh kangen pgn rasain bakwan menado, mau ga mau beli deh.

    Selama ini yg srg dibuat cuma bakwan sayur biasa. Makan pake sambel kacang ato cabe rawit, kdg aku bisa kenyang sendiri makan itu doang tanpa nasi :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai sekarang masih penasaran banget sama bakwan jagung manado. Kok.bisa kriuk begitu. Mau beli di sini nggak ada yang jual mbak.

      Hapus
  3. Setelah liat postingan ini, jadi ingin makan bakwan. Sudah lama banget nggak makan gorengan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.