![]() |
| kue gemblong dan roti goreng isi kacang hijau (dok. pribadi) |
Pagi tadi, udara terasa agak dingin. Hampir saja saya kesiangan karena terlambat bangun. Udara sejuk itu memang pengantar tidur yang ampuh, membuat mata terasa melekat kuat tanpa mau dibuka.
Andaikan hari ini Sabtu, saya pasti masih bergelung di bawah selimut. Namun karena hari Jumat, sudah pasti saya bergegas mandi dan bersiap untuk ke tempat tugas. Seluruh proses bersiap-siap itu dilakukan dengan cepat sambil mendengarkan musik dari hp.
Ketika semua peralatan kerja sudah tersimpan rapi di dalam tas, telepon gengam sudah berada di tas kecil, rambut sudah disisir, dan wajah ditaburi bedak tipis, saya pun siap untuk mengenakan sepatu.
Saat itulah saya mendengar seseorang memanggil dari luar kamar. Tanpa membuka pintu, saya sudah tahu siapa yang berseru. Sebagai tanda kalau saya masih ada di dalam, saya segera menjawab panggilannya dengan satu dua kata, "Iya, Bu."
Cepat-cepat saya membuka pintu. Ada suara khas yang muncul setiap kali pintu ditarik. Suara gesekan kayu yang terlalu dekat. Udara dingin membuat pintu dan kusen enggan berpisah.
Begitu pintu terbuka, Ibu yang menjadi induk semang saya berdiri di atas ubin berwarna putih. Senyum mengembang ketika melihat saya berdiri. Tangan kirinya yang memegang piring berisi kue, sementara tangan kanan memegang capitan dan kertas nasi. Diangsurkannya kertas berwarna cokelat, dan meminta saya mengambil selembar. Setelah itu dengan cekatan diambil sebuah gemblong dan sebuah roti goreng untuk saya.
Tentu saja dengan senang hati saya menerimanya. Kata Ibu, kue ini rasanya enak dan disukai banyak orang. Beliau sempat menyebut namanya dalam bahasa Sunda, sayang saya tidak terlalu menangkap kata-katanya dengan jelas.
Pagi itu akhirnya saya sarapan dengan gemblong yang terbuat dari ketan putih. Ketan ini akan dicampur dengan kelapa parut lalu diberi air hingga bisa dipulung. Agar terasa gurih, adonan akan diberi garam. Adonan lantas digoreng dengan minyak panas. Baru setelah itu dibesta dengan gula putih yang telah dimasak hingga mencair.
Prosesnya sederhana, tetapi kalau mencoba membuat sendiri, perlu beberapa kali mencoba sampai hasil gemblongnya bagus dan enak dilihat. Dulu saya pernah membuatnya dengan gula merah. Percobaan pertama, gula merahnya terlalu cair sehingga ketika dibesta masih memerlukan waktu lama. Akibatnya penampilan gemblong tak seindah yang diharapkan.
Usai menikmati gemblong, saya coba roti goreng berisi ketan hijau. Wah, ternyata rasanya empuk dan lembut. Ketan hijaunya juga tidak terlalu manis. Kombinasi yang pas untuk saya. Tidak heran kalau dalam sekejab kuenya sudah habis.
Hadiah pagi hari ini membuat saya bersyukur dan gembira. Sekarang mari berangkat kerja.

Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.