Pengalaman Naik Pelita Air Service

Pertama kali membuat bubur asyura di bulan muharam

"Ibu-ibu, besok pagi kita masak bubur asyura bersama-sama." Begitu bunyi sebuah pesan di telepon gengam saya.

Hmm, kegiatan masak bersama ini sebenarnya sudah pernah dilakukan, tapi waktu acara 17-an. Baru kali ini komplek tempat tinggal saya ingin membuat bubur asyura.



Tradisi Banjar

Perihal bubur asyura, saya memang belum pernah mencobanya. Setiap kali acara pembuatan dan pembagian bubur berlangsung, selalu saja ada hal yang membuat saya tidak bisa melihat dan mencicipinya.

Tentu saja saya penasaran sekali. Apalagi, kabarnya bubur ini hanya dibuat setahun sekali. Ya, di bulan muharam ini, tepatnya 10 muharam.



Didorong rasa penasaran, saya mencari informasi seputar sajian khas ini. Ternyata, pembuatan dan pembagian bubur asyura telah menjadi tradisi untuk masyarakat Banjar.

Sejak dulu, warga membuat bubur asyura secara swadaya. Berbagai bahan dikumpulkan dan diolah bersama. Hasilnya akan dibagikan ke seluruh warga.

41 Jenis Bahan

Untuk membuat bubur asyura sebenarnya sama dengan pembuatan bubur ayam. Tetap menggunakan beras sebagai bahan utama. Santan dan air ditambahkan sebagai penambah rasa.


Nah, ke dalam bahan utama ini akan ditambahkan berbagai bahan lain. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, ada 41 jenis bahan.

Dimulai dari berbagai jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang merah, dan kacang hijau. Mau menambahkan jenis kacang lainnya boleh kok.

Setelah itu berbagai umbi-umbian seperti kentang, singkong, dan ubi. Jenisnya ubinya boleh memakai ubi ungu juga. Kalau kebetulan ada ubi kimpul, talas, atau kentang hitam, jangan ragu buat mencampurnya ke dalam daftar bahan isian buburnya.

Jangan lupakan sayuran. Segala jenis sayuran bisa dimasukkan ke dalam resep. Kali ini, saya dan ibu-ibu menyiapkan sayuran yang terdiri dari wortel, kentang, sawi, bunga bawang, daun singkong, daun kol, kacang panjang, daun bawang, sawi putih, dan bayam.

Agar bubur asyura harum disiapkan juga sejumlah bumbu dapur. Pala, lada, ketumbar, jinten, cengkih, asam kandis, adas, serai, daun salam, daun jeruk, daun pandan, lengkuas, kunyit, kencur, temu kunci, dan daun kunyit. Pokoknya semua bumbu dapur tidak boleh ketinggalan.

Semua bahan ini dimasak bersama. Tidak ada yang duluan atau belakangan. Benar-benar kebersamaan sangat diutamakan.

Oh ya untuk penambah rasa ditambahkan bumbu untuk sayur sop. Kalau pun mau rasa berbeda bisa kok menggunakan bumbu kare. Jangan lupakan garam dan gula ya supaya bubur makin lezat.

Doa

Namanya baru pertama kali masak bersama bubur asyura, pasti dong mengalami kebingungan. Apalagi harus menyiapkan 41 jenis bahan. Jadilah ada yang mendadak pergi ke pasar untuk berbelanja. Atau kembali ke rumah buat mengambil stok bahan yang dimiliki, seperti saya yang putar balik mengambil bumbu dapur.

Walau pun agak kebingungan dan repot, toh semua gembira. Kapan lagi kami bisa berkumpul bersama menyiapkan sajian istimewa.



Proses memasak yang berlangsung berjam-jam itu tidak terlalu terasa. Soalnya selalu ada cerita dan tawa. Lumayan mengobati rasa pegal karena mendadak olahraga tangan hahaha.

Setelah 4 jam memasak, bubur asyura pun matang. Biar rasanya sip, proses pencicipan dilakukan tiga kali.

Bubur siap. Waktunya berkumpul bersama. Beberapa orang bapak datang. Doa pun dipanjatkan, termasuk doa selamat.

Baru setelah itu bubur asyura dibagikan dengan taburan suwiran ayam, irisan telur ayam, dan taburan bawang goreng.

Rasa bubur yang gurih dan hangat benar-benar nikmat. Meski pun cuaca cukup panas, sepiring bubur asyura tandas dengan cepat.

Hampir saya lupa, dari informasi yang saya baca saat menyantap bubur tidak boleh ditiup loh. Ambil sedikit demi sedikit dari tepi atas piring. Arahnya sesuai arah jarum jam.

Walau kelihatannya merepotkan, namun memasak bubur asyura sangat menyenangkan. Kebersamaan antar warga dapat terjalin dengan baik. Sikap gotong royong pun tetap terjaga. Semoga persatuan juga semakin kuat.

Komentar