Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

Foto Produk Dengan Smartphone? Bisa!

Perkembangan dunia fotografi semakin pesat. Untuk menghasilkan sebuah gambar bisa dilakukan dengan smartphone. Kini semua orang bisa memotret, kapan saja dan dimana saja.

Ketika masih memiliki smartphone dengan memori kecil, saya “terpaksa” menahan keinginan untuk mengabadikan setiap momen. Alasannya sederhana, malas bolak-balik membuang foto karena media penyimpanan hampir habis.

Kegemaran memotret ala kadarnya ini sudah berlangsung lama. Awalnya karena pekerjaan yang mengharuskan mengabadikan setiap momen untuk melengkapi tulisan. Kala itu setiap akan melakukan perjalanan, saya pasti dibekali sebuah kamera digital berukuran kecil. Dari situlah bibit cinta tumbuh.

foto dengan smartphone
Hasil foto dengan smartphone (foto: koleksi pribadi)


Meski terhalang karena tidak memiliki kamera DSLR, namun saya senang karena bisa belajar memotret. Meski hasilnya masih jauh dengan para fotografer professional, namun sungguh saya gembira.

Kini, dengan kemajuan teknologi, saya seperti menemukan kembali kesenangan yang dulu pernah dilakukan. Malah lebih asyik sebab tidak perlu menenteng kamera, cukup dengan smartphone saja.

Mulailah belajar mengenali fungsi dan cara mengoperasikan kamera smartphone. Segala sesuatu diabadikan. Bahkan miswa sampai mengajak saya ke lokasi kerjanya untuk membantunya mendokumentasikan area kerjanya. Aduhai, makin gembiralah hati ini.

Sayangnya, kegiatan keluar rumah terpaksa ditiadakan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Yup, semua aktivitas dilakukan di rumah, sesuai arahan pemerintah. Tak dinyana, justru di saat seperti ini saya mendapat kesempatan belajar. Banyak sekali kelas belajar daring yang bisa diikuti, mau belajar masak, membuat konten kreatif, optimasi blog, marketing, dan masih banyak lagi. Ada kelas gratis dan berbayar dengan harga bersahabat. Kelas gratis menjadi incaran saya.

Kelas teknik memotret produk dengan smartphone menjadi target utama. Beruntung saya bisa ikut serta di kelas yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Jawa Timur. Kelas di mentori oleh Darwis Triadi. Mimpi apa saya bisa mengikuti kelas Bang Darwis yang mumpuni dibidang fotografi.

kelas memotret dengan smartphone
Bang Darwis narasumber kelas memotret dengan smartphone (foto: koleksi pribadi)


Saking antusiasnya, saya sudah berada di kelas sebelum dimulai. Cari tempat duduk paling depan, meskipun saya bukan UKM, sesuai target utama penyelenggara kelas.

Murid nekat ini mengikuti seluruh kelas yang berlangsung dengan santai. Bang Darwis secara lugas menjelaskan teknik fotografi dengan smartphone sambil diselingi praktek dan tanya jawab. Waktu belajar yang semula 90 menit, molor hingga 120 menit lebih.

Sebagai murid yang baik, tangan saya nggak berhenti menulis bagian penting dari materi yang diberikan. Biar deh agak jadul yang penting happy. Hehehehe.

Seperti yang saya sebut di atas, kelas ini ditujukan untuk UKM agar bisa membuat foto produk dengan smartphone. Foto yang dihasilkan ukurannya cukup kok buat diunggah di media sosial. Dengan demikian tidak ada lagi halangan untuk menunda memasarkan produk mereka.

Apa itu fotografi smartphone

Baiklah, mari kembali ke awal kelas. Sebagai pembuka Bang Darwis mengenalkan terlebih dahulu fotografi dengan smartphone.

Fotografi smartphone adalah kegiatan memotret menggunakan smartphone. Perkembangan teknologi kamera yang terdapat di smartphone sudah sangat memadai. Banyak foto bagus yang dihasilkan dari kamera smartphone.

Kamera smartphone vs DSLR

Tentu saja kamera DSLR berbeda dengan kamera smartphone. Paling kentara adalah ukuran kamera yang besar sebab terdiri dari badan dan lensa yang terpisah. Smartphone meski lebih kecil namun lensa dan badannya sudah menyatu. Teknologi kamera pada smartphone semakin hari semakin canggih, sehingga kemampuannya tidak kalah dengan kamera DSLR. Namun demikian, pemotretan dengan menggunakan smartphone disarankan dilakukan di luar ruang.

Foto-foto yang dihasilkan dari kamera smartphone sangat baik. Namun demikian, jangan pernah melupakan keberadaan orang yang berada di belakang kamera ya. Secanggih apa pun kamera atau smartphone yang dipakai, hasilnya tidak akan maksimal jika orang tersebut tidak belajar.

Lantas untuk menghasilkan foto yang menarik, seorang fotografer harus memperhatikan beberapa hal berikut

1.       Cahaya

Tanpa cahaya, sebuah gambar akan tidak terlihat alias hitam. Sedikit saja cahaya dapat membuat gambar terlihat berbeda. Begitu pentingnya cahaya untuk menghasilkan sebuah foto, Bang Darwis sampai mewanti-wanti untuk belajar merasakan cahaya.

Ada dua sumber cahaya yang dapat digunakan untuk memotret:

a.       Cahaya buatan yang berasal dari lampu. Jenis lampu yang dipakai tak perlu berukuran besar. Bisa memakai jenis lampu biasa yang dijual di toko lampu. Pastikan lampu yang dibeli memiliki cahaya putih.

b.      Cahaya alami yang berasal dari matahari.

 

Merasakan keberadaan cahaya, baik cahaya buatan atau cahaya alami akan membantu menentukan posisi peletakan barang atau produk. Dari kedua sumber cahaya, cahaya yang berasal dari matahari sangat memerlukan perhatian karena ada waktu-waktu terbaik saat memotret dengan memanfaatkan sinar matahari. Golden hour atau cahaya yang tepat terjadi saat jam 07.00-09.00 pagi dan 16.00-17.00.

Bukan berarti saat tengah hari tidak bisa dilakukan pemotretan lho, tetap bisa hanya saja kegiatan dilakukan di tempat yang tidak terkena matahari langsung. Alasannya warna matahari pada tengah hari mengeluarkan sinar putih yang kuat. Dikuatirkan akan memengaruhi foto yang dibuat.

Apabila pemotretan tidak mungkin dilakukan di luar ruangan, maka  wajib memakai lampu tambahan. Sebuah produk akan terlihat memikat saat mendapat cahaya yang tepat. Contohnya, untuk makanan sebaiknya sumber cahaya datang dari arah belakang agar makanan terlihat lebih menggugah selera.

lampu sebagai sumber cahaya
Lampu sebagai sumber cahaya buatan (foto: koleksi pribadi)


 

2.       Lokasi

Kembali lagi soal lokasi pengambilan foto, seperti yang disebutkan di atas, pemotretan sebaiknya dilakukan di luar ruangan. Dengan demikian produk atau barang dapat terkena cahaya secara maksimal. Tetap perhatikan jam-jam dimana cahaya matahari sedang bagus.

Teras merupakan tempat yang paling memadai untuk memotret. Di sini tidak terkena matahari langsung namun cahaya cukup berlimpah.

Jangan ragu untuk menggeser posisi atau letak alas memotret agar mendapatkan tempat yang pas. Lagi-lagi kaitannya sama cahaya matahari ya. Proses geser menggeser ini dapat mengurangi bayangan yang timbul karena cahaya matahari tidak bisa dihilangkan, namun bisa di atur dengan cara merubah posisi.

memotret dengan smartphone
Perhatikan arah cahaya saat memotret (foto: koleksi pribadi)

 

3.       Ukuran pixel

Menyesuaikan dengan media promosi yang digunakan berupa media sosial, ukuran foto yang dihasilkan tidak memerlukan ukuran besar. Dua giga bite sudah cukup untuk menggungah foto di media sosial.

Sementara untuk media promosi berbentuk cetak, ukuran yang disarankan adalah 8 mega bite. Karena teknologi smartphone sudah sangat maju, sangat mungkin menghasilkan foto dengan resolusi besar yang bisa digunakan untuk mencetak media promosi berukuran besar.

 

4.       Komposisi

Ini dia bagian penting yang harus diperhatikan saat memotret. Pengaturan komposisi akan membuat sebuah foto menjadi lebih menarik dan seperti berbicara.

Aturan sederhana yang harus diingat adalah rule of thirds. Aturan ini membagi gambar menjadi sembilan bagian sama besar. Tiga garis bantu vertikan dan horizontal tersebut membantu menentukan letak objek.

Pusat objek berada di simpang garis, maksudnya objek berada di 1/3 dari format yang ada. Untuk mengetahui apakah sebuah komposisi foto sudah menarik atau berada sesuai aturan maka jangan malas untuk melihat layar sebelum menekan tombol. Jangan terbalik ya.

 

hasil foto dengan smartphone
Hasil foto produknya (foto: koleksi pribadi)

5.       Sesuaikan dengan barang

Meski judulnya jeprat-jepret, tetap harus memperhatikan barang yang merupakan fokus utamanya. Memotret kalung yang terbuat dari batu alam tentu berbeda dengan memotret kebaya dan kain.

Saat memotret kalung, atur latar foto dengan warna kontras atau warna natural. Pergunakan lampu led supaya kilau batu lebih terlihat.

Untuk barang-barang yang berhubungan atau dikenakan manusia, objek akan terlihat lebih menarik jika dikenakan langsung oleh model.

Untuk benda-benda yang dikemas dalam plastik, khususnya makanan, perlu diperlukan bahan tambahan agar plastik tidak terlihat mengilap.

 

Sebelum mengakhiri kelas, Bang Darwis mengingatkan untuk terus mengabadikan apa pun dengan kamera. Hal ini bisa menaikkan semangat lho. Sebenarnya secara tidak langsung jadi berlatih memotret juga.

Lalu, sebelum memotret lihat dulu di layar baru di cekrek alias tekan tombol rananya. Tindakan ini memberi kesempatan untuk melihat apakah komposisi, cahaya, tata letak, dan piranti yang digunakan sudah berada dalam bingkai. Apakah masih perlu perbaikan, misalnya memperbaiki letak piranti tambahan atau mengatur cahaya yang diperlukan untuk menghasilkan foto yang baik. Setelah semua oke, mulai memotret, lagi, lagi, dan lagi.

 

Komentar