Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

Keharuman penenang diri yang menyegarkan.

Langit masih berwarna jingga bercampur biru gelap ketika saya membuka jendela. Titik lampu di perumahan depan masih menyala. Angin pun terasa sejuk memeluk raga. Suasana pagi yang menenangkan. Melihat sinar matahari pagi datang sembari menghirup udara segar. 


Selamat pagi


Beruntung pagi ini hujan tak turun. Hum, saya tarik napas dalam-dalam agar paru-paru terisi penuh oleh oksigen segar. Hm, ada wangi asing menyusup ke dalam rongga hidung. Harumnya lembut sekali. Terasa menenangkan. Krak. Pintu terbuka. 


Keharuman anggrek merpati


Dengan mengandalkan indera penciuman saya berusaha mencari sumber wewangian. Datangnya dari gerombolan anggrek di bawah pohon bidara. Di sana anggrek merpati tumbuh dengan subur. Daunnya lebat. Akar menjuntai, hampir menyentuh tanah. Usianya sudah setahun. 

Anggrek merpati indah
Anggrek merpayi



Selama ini ia belum menampakkan kuncup bunga. Hanya tunas baru dan daun muda yang berkejaran, saling memperbanyak diri hingga menutupi sabut dan kayu tempatnya tinggal. Harum anggrek merpati Betapa kagumnya saya mendapati anggrek merpati berbunga. Ukuran bunganya memang tak sebesar anggrek bulan atau dendrobium, namun siapa menyangka dibalik bunganya yang kecil, tersimpan keharuman yang menenangkan. 


 Susah mengungkapkan seperti apa wangi sang anggrek. Namun sedapat mungkin saya ungkapkan agar tak membuat penasaran. Harumnya wangi, namun tak sekuat melati. Tapi lebih kuat dari wangi bunga mawar. Menurut saya, ada sedikit bau mistis yang bisa melenakan. 


 Tak usah takut dulu karena wangi ini mampu menghadirkan rasa tenang. Bersyukurnya saya bisa memiliki sumber wewangian alami selain bunga melati. Ya, tak jauh dari pohon anggrek merpati, tumbuh subur pohon melati yang sangat rimbun. Bunganya kerap saya petik untuk diletakkan di kamar. 




Harumnya benar-benar menyenangkan. Entah kenapa saya menyukai wewangian, namun lucunya tak begitu menyukai parfum. Itu sebabnya saya kerap menyelipkan sebatang bunga melati di saku baju. Mungkin saya kuno. Mungkin juga aneh. Tapi itulah saya. Mengenal aroma terapi. 


Mengenal anggrek merpati


Apa yang saya lakukan, bukanlah hal baru. Kebiasaan memanfaatkan wewangian dari tumbuhan sudah dilakukan dahulu kala. Pemakaian wewangian atau aroma terapi bahkan ditengarai sejak 6000 tahun SM. 


Kala itu aroma terapi menjadi bagian dari pengobatan. Apakah saat ini aroma terapi masih digunakan? Tentu saja. Contoh sederhananya saya yang masih senang menyebarkan kuntum bunga ..melati di rumah. 


Dari penelitian diketahui bahwa aroma terapi mampu merangsang simpul saraf di otak yang pada akhirnya menstimulus sel saraf. Rangsangan ini bersifat: 


  1. Invigorating yang mampu menimbulkan rasa bersemangat. 

  2. Sedative yang mampu menghilangkan rasa sakit. Mampu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. 

  3. Euphoric dalam arti mampu menimbulkan perasaan gembira. 

  4. Afrodisiak yang berkaitan dengan perasaan birahi. Regulating yang dapat mengatur rasa gelisah, depresi hingga menopouse. 

Ribuan kuntum 

Saya pernah berkhayal mampu membuat sari bunga melati atau anggrek merpati. Namun hal ini membutuhkan kerja keras. 

Tidak mungkin mengandalkan satu rumpun tanaman berdaun kecil saja. Harus ada puluhan, ratusan, bahkan ribuan kuntum bunga melati. 

Bayangkan. Untuk membuat 1 kg sari bunga melati diperlukan hingga 8000.000 kuntum. Nantinya kuntum berwarna putih akan membusuk. 

Agar umur pemakaian lebih lama dan memberi dampak baik, kuntum kuntum ada di proses pebuatam pap1 Proses yang lama namun hasilnya mampu mendatangkan berbagai hal positif bagi pemakainya. Ini pula yang mendasari masyarakat untuk melestarikan tanaman bunga, termasuk saya yang menggilai anggrek merpati.

Komentar