Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

Tebarkan Virus Budaya Dengan Internetnya Indonesia

Pukul 15.00 Wita, saya sampai di rumah berhalaman luas. Hari ini saya menemui Pak Muslim, seorang pelukis naturalis. Beliau dan komunitasnya akan menggelar pameran nasional di Kota Banjarmasin. Pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk beberapa pelukis kenamaan di Indonesia.



Proses kurasi lukisan sedang berjalan. Begitu juga dengan desain tata letak lukisan. Saat ini kami membahas soal pengamanan karya para peserta. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketika diskusi usai, pembicaraan menjadi lebih santai. Tercetuslah keinginan untuk melukis bersama guna melepas penat usai pameran. Iseng-iseng saya melontarkan ide untuk mengabadikan cagar budaya di kota Banjarbaru.

Tujuannya mendokumentasikan bangunan cagar budaya dengan cara berbeda. Ide ini disambut baik. Sudah tentu saya senang dan berharap rencana berjalan sesuai harapan.

Saya bukanlah seorang pelukis. Keberadaan saya di tengah kelompok pelukis tak lain karena tugas sebagai penggiat budaya di Kota Banjarbaru.

Mengutip laman Kemendikbud, penggiat budaya adalah orang yang ditugaskan Direktorat Jenderal Kebudayaan di daerah dalam rangka membantu menyebarluaskan akses informasi mengenai kebudayaan, melakukan koordinasi dengan masyarakat, mengumpulkan data kebudayaan, mendampingi komunitas budaya dalam upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan.

Saat pertama kali bertugas, saya tak menyangka pekerjaannya sangat menantang. Harus bisa berkomunikasi dan membangun hubungan dengan banyak orang dan lembaga. Tujuan untuk mengetahui kebudayaan dan tradisi masyarakat yang menjadi bagian keseharian mereka.

Berkeliling hingga ke pelosok kota menjadi agenda rutin. Berbincang, menggali informasi, mengikuti berbagai kegiatan tradisi, dan mendokumentasinya menjadi pekerjaan sehari-hari. Semua data yang diperoleh langsung dilaporkan melalui aplikasi. Otomatis internet menjadi kebutuhan yang tidak terhindarkan.

“Penggiat budaya merupakan ujung tombak pemajuan kebudayaan,” ujar Pak Kosasih saat bimbingan teknis beberapa bulan lalu di Makassar.

Sebagai garda terdepan dalam pemajuan kebudayaan, saya sadar banyak tantangan di depan mata. Apalagi bidang ini memiliki tolak ukur keberhasilan yang berbeda dengan bidang pembangunan fisik.

Contoh paling mudah adalah pembuatan saluran air. Warga bisa melihat dan merasakan manfaatnya begitu pembangunan selesai. Sedangkan pembangunan kebudayaan, misalnya, dibidang pertunjukan tari lebih menyasar ke pengembangan karakter sehingga hasilnya tidak dapat dinikmati sesaat setelah menari.

Ipk indihome


Namun demikian bukan berarti kebudayaan tidak memiliki alat ukur. Pemerintah telah menyiapkan instrumen yaitu indeks pembangunan kebudayaan (IPK). IPK memberikan gambaran kemajuan pembangunan kebudayaan yang dapat digunakan sebagai basis formulasi kebijakan bidang kebudayaan, serta menjadi acuan dalam koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pemajuan kebudayaan.

Ada 7 indikator penilaian yang dipakai dalam menetapkan IPK yaitu ekonomi budaya, warisan budaya, gender, budaya literasi, ekspresi budaya, ketahanan sosial budaya, dan pendidikan.





Kebudayaan menjadi penting dan perlu dilestarikan sebab berkaitan erat dengan identitas suatu bangsa. Keunikan merupakan aset bangsa yang tidak ternilai. Tergerusnya kebudayaan bukan tidak mungkin mengikis bangsa tersebut. Bukan tidak mungkin suatu saat jati diri bangsa akan hilang dan musnah. Jangan sampai hal itu terjadi.

Bausung indihome


Oleh karena itu pemerintah mengesahkan Undang-undang No 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. UU Pemajuan Kebudayaan mengakui dan menghargai keragaman budaya masyarakat Indonesia.

Ada 10 objek pemajuan kebudayaan yang menjadi urat nadi kebudayaan yaitu tradisi lisan, manuskrip. adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional





Bekerja menggunakan aplikasi sudah pasti berteman akrab dengan internet. Untuk mendukung aktivitas, saya sangat terbantu dengan jaringan internet dari Telkomsel. Namun demikian, saya membutuhkan jaringan yang lebih cepat dan stabil dalam membuat dokumentasi budaya. Dokumentasi ini akan saya sebarluaskan melalui media sosial dan Youtube.

Alasan ini bukan tanpa sebab. Berdasarkan data dari Kementrian Komunikasi Dan Informatika tercatat terjadi peningkatan pemakaian internet pada tahun 2021 sebanyak 11 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 175,4 juta menjadi 202,6 juta. Para pengguna ini tidak hanya mencari informasi semata tetapi juga menikmati hiburan, belanja, komunikasi, hingga urusan pekerjaan. Manfaat internet sungguh sangat besar untuk menunjang kehidupan masyarakat.

Internet indihome


Pilihan saya tepat, walau pun cara yang saya tempuh bukan hal baru, namun langkah kecil ini merupakan upaya untuk melestarikan dan menggaungkan budaya dan tradisi masyarakat agar tetap dapat dilihat dan dipelajari bersama.

Bagaimana pun, budaya dan tradisi perlu dijaga dan dilestarikan karena merupakan jati diri bangsa. Jangan sampai rasa kehilangan baru timbul ketika kesenian atau tradisi kita diklaim oleh bangsa lain. Kejadian beberapa waktu lalu terkait klaim produk kesenian Indonesia oleh negara lain menjadi pelajaran penting dan cambuk untuk lebih menghargai budaya bangsa.





Berbicara tentang jaringan telekomunikasi, termasuk internet di Indonesia tidak lepas dari keberadaan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa layanan teknologi informasi dan telekomunikasi dan jaringan ini mayoritas sahamnya dipegang Pemerintah Republik Indonesia.

Sebagai perusahaan jasa, PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk tidak pernah berhenti mengembangkan lini usaha agar bisa memberi pelayanan terbaik dan sesuai dengan perkembangan teknologi. Untuk mendukung pelayanan, perusahaan yang berdiri tahun 1965 ini memiliki beberapa anak perusahaan, antara lain Telkomsel, Mitratel, Infomedia Nusantara, Telin, Telkomsigma, Telkom Metra, Telkom Akses, dan IndiHome. Seluruh anak perusahaan ini bernaung di bawah bendera Telkom Group.





Berkarya dibidang telekomunikasi dan jaringan, Telkom Group menyediakan beragam layanan yang dapat digunakan oleh masyarakat dan perusahaan. Layanan tersebut berupa layanan media dan edutainmen, termasuk layanan berbasis server dan cloud, layanan e-Payment dan enabler IT, dan e-Commerce.

Telkom Group juga mengembangkan layanan Internet of Things (IoT) bernama Energy Visibility Solution (Envion) dan layanan berbasis artificial intelligence (AI) untuk perusahaan.


Kembali ke aktivitas saya dalam mendokumentasikan kegiatan budaya dan tradisi, otomatis kebutuhan jaringan internet semakin besar. Selama ini untuk membuat video, saya mengandalkan ingatan yang berasal dari tayangan televisi berbayar.

Masih lekat dalam ingatan bagaimana dokumentasi sebuah upacara adat atau tata cara hidup suatu masyarakat dibuat dengan begitu memikat. Informasinya jelas dan pengambilan gambarnya sangat detail. Saya memang belum bisa membuat video seperti itu, namun setidaknya bisa menggali ide dan mewujudkannya sesuai kemampuan dan sarana yang ada.

Saat ini ketika orang berbicara tentang jaringan internet rumahan, pasti yang terucap adalah IndiHome. Tidak salah, sebab IndiHome selaku internet provider menyediakan layanan digital untuk internet rumah, telepon rumah, dan TV interaktif.


Jaringan indihome

Jika boleh saya katakan, Telkomsel merupakan penyedia jaringan internet yang bisa diakses dari mana saja, maka IndiHome merupakan internet provider untuk kebutuhan rumah atau usaha. Keduanya saling mendukung dalam memajukan internet cepat di Indonesia. Inilah jaringan Internetnya Indonesia.




Indonesia Digital Home (IndiHome) adalah salah satu produk layanan dari PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk berupa paket layanan komunikasi dan data seperti telepon rumah (voice), internet (internet on fiber atau high speed internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IPTV). IndiHome resmi diluncurkan tahun 2015.

Dahulu sebelum menjadi IndiHome, nama yang disematkan adalah Speedy. Penggantian terjadi karena layanan tersebut dihentikan. Sesuai namanya, IndiHome hanya bisa diterapkan pada rumah di wilayah yang tersedia jaringan serat optik dari Telkom (FTTH) dan area yang masih menggunakan kabel tembaga.

Saat ini IndiHome telah melayani lebih dari 8,6 juta pelanggan. Menjangkau 489 dari 514 kota/kabupaten, termasuk 10 pulau terluar di Indonesia (Pulau Bintan, Karimun, Kei, Alor, Simeulue, Weh, Sebatik, Rote, Sabu, dan Nusa Penida).




Sebagai layanan fixed broadband, IndiHome menyedia layanan internet, telepon, dan TV Interaktif. Internet fiber membuat koneksi internet stabil dan memiliki kualitas yang baik serta mampu mentransfer data hingga 100 Mbps.

Layanan TV interaktif memungkinkan pengguna menonton acara TV favorit dari berbagai channel. Dan, tak perlu takut ketinggalan tayangan favorit karena IndiHome menyediakan layanan Playback, Pause and Rewind, TV storage, TV on Demand, Video on Demand, dan karaoke.





Melansir dari laman IndiHome tersedia beberapa paket untuk pengguna, yaitu Paket internet dan telepon, Paket internet, TV, dan telepon, IndiHome dan Disney+, dan Indihome Disney+. Paket ini memiliki kecepatan yang berbeda-beda, mulai dari 20 Mbps, 30 Mbps, 50 Mbps, dan 100 Mbps.



Ah, saya benar-benar membutuhkan kecepatan internet agar proses pembuatan video bisa berjalan dengan baik. Sayangnya, hal ini bisa saya rasakan saat memproses video di rumah teman. Rumah saya saat ini belum memasang kembali IndiHome sebab sudah berpindah lokasi dan sebagian besar waktu saya ada di lapangan. Namun suatu saat harus kembali berlangganan karena Manfaat Internet begitu besar untuk saya.




Oh ya, ada satu lagi layanan atau digital platform Telkom dalam bentuk e-payment yang saya gunakan yaitu LinkAja!. Aplikasi ini merupakan dompet digital yang memudahkan saya melakukan transaksi keuangan.

Memang untuk berbelanja, penggunaan LinkAja! di sini masih terbatas pada minimarket atau gerai tertentu. Tetapi sekarang LinkAja! bisa digunakan untuk membayar pembelian BBM.

Saat ini ujicoba pembelian BBM dengan memanfaatkan aplikasi yang terhubung dengan LinkAja! tengah berlangsung. Berita baiknya, pembelian BBM tanpa minimal berlaku untuk proses pembayaran dengan LinkAja!.




Bekerja secara berpindah-pindah dan dari tempat yang berbeda membutuhkan ketahanan dan kesabaran. Apalagi saat menjalin komunikasi dengan masyarakat untuk menggali tradisi, adat istiadat, kebiasaan masyarakat, dan aspek budaya lain jelas memerlukan keuletan tersendiri. Inilah tugas sehari-hari yang saya jalani selaku penggiat budaya.

Meski berada di lapangan, saya tetap terhubung dengan teman-teman dan kantor untuk melaporkan data. Kebutuhan jaringan internet menjadi mutlak dan tidak bisa terhindari, kecuali saya berada di daerah yang tidak terjangkau layanan internet.

IndiHome selaku penyedia jasa layanan internet untuk masyarakat tentu sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat di daerah minim sinyal. Jaringan optik IndiHome membuat internet cepat bukan lagi impian.

Kehadiran IndiHome sebagai Internetnya Indonesia di kawasan minim sinyal secara tidak langsung akan mendorong warga untuk mendokumentasikan aktivitas sehari-hari, termasuk tradisi, pengetahuan tradisional, kesenian, keterampilan, dan budaya. Upaya kecil ini secara tidak langsung ikut menjaga dan melestarikan ragam budaya dan tradisi yang ada di Indonesia.

Siapa lagi yang akan menjaga dan merawat budaya bangsa, jika bukan kita.

Sumber

http://www.kemendikbud.go.id

https://pemajuankebudayaan.id

https://databoks.katadata.co.id

https://www.kompas.com

 

 

Komentar