Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

Stasiun Bogor

20180604_121342.jpg

Ternyata sudah lama juga saya nggak main ke Bogor. Makanya ketika ada tawaran buat main ke sana, langsung cuss aja.

Dengan menumpang komuter line, nggak perlu waktu lama buat sampai ke Bogor. Sampai sana suasana stasiun masih sama. Ternyata begitu mau keluar stasiun, jalannya sudah berubah. Tidak bisa lagi melewati bangunan lama, tapi menuju ke arah tangga penyeberangan. Oh, ini toh jalan keluarnya.

Para penumpang rupanya harus menaiki tangga jika mau ke arah taman topi. Ukuran tangganya sih lumayan, tapi begitu sampai ujung tangga serasa ketemu gang senggol. Hehehe.

Karena tujuannya ke pasar anyar, jadi saya belok ke arah depan stasiun. Ada beberapa pedagang di kiri kanan jalan. Saya lihat yang mendominasi adalah pedagang soto bogor. Lalu pedagang manisan pala seperti terselip di antara mereka.

Sempat tergoda sih..buru-buru mengalihkan pandangan ke gedung stasiun bogor. Bangunan tua ini ternyata masih menyimpan pesonanya. Pagar besi didepannya tak mampu menghalangi pesona yang terpancar.

Saya saja sampai berdiri dan mengamati keindahannya. Bangunan tahun 1881 ini kini bercat putih dan abu-abu. Dari informasi yang diberikan mbah wiki, gedung stasiun bogor ini ternyata punya nama stasiun buitenzorg. Dibangun oleh Nederlandsch indische spoorweg maastchappij tahun 1872.

Pembangunan jalur kereta api tersebut berhasil menghubungkan Batavia-Depok-Buitenzorg. Tepat pada tanggal 31 januari 1873, stasiun resmi dibuka.

Stasiun bergaya Eropa ini terlihat anggun berkat kehadiran pilar tinggi dan gerbang melengkung. Efeknya, stasiun terasa teduh. Pintu-pintu besarnya sangat gagah. Mungkin jika kita membuka pintu ini, kita akan kembali ke jaman dahulu, ini sih khayalan saja hehehehe.

Sayang waktu tidak berpihak, saya nggak bisa mengeksplorasi lebih jauh. Namun dengan melihat dan mengamatinya, saya sudah senang. Harapan saya, bangunan ini tetap terpelihara dan terjaga hingga nanti.

Komentar