Melihat Acara Mandi Sungai Riam di Cemapaka

Mi ayam Pengobat Rindu Kampung Halaman










Sebagai perantau, saya suka rindu sama makanan atau jajanan ditempat tinggal dulu. Mi ayam, siomay, ketoprak, soto mi, dan batagor selalu menari dalam ingatan. Kadang suka ke bawa mimpi, saking kepinginnya. Begitulah kalau lagi rindu kampung halaman. 

Rasa kangen paling kuat melanda ketika ingat sama semangkuk mi ayam. Entah kenapa bayangan mi plus potongan ayam berwarna kecokelatan, potongan sawi hijau, lalu kuah yang sedikit berminyak itu mampu membuat saya kalang kabut. Sedihnya, untuk menuntaskan keinginan itu perlu waktu lama. Harus menunggu saat pulang kampung buat menikmati semangkuk mi ayam pengobat rindu.

Sejatinya semua makanan dan jajanan di atas itu sama level kenangannya. Namun siomay dan batagor bisa saya dapatkan di sini, meski rasanya tak persis sama. Kalau ketoprak dan soto mi memang tidak terlalu ekstrim mengikat ingatan, sebab saya tahu diri, mana ada yang jualan ketoprak dan soto mi di Banjar hehehehe.

mi ayam pengobat rindu
Mi ayam kampung buatanku


Nah, kembali ke mi ayam yang saya rindukan, membuat saya menjelajahi kota ini. Buat apa coba? Sudah pasti mencari mi ayam dong. Ada sih penjual bakso yang menyediakan mi ayam. Tetapi, sayangnya, mi ayamnya jauh dari kemauan saya.

Hadeuh, ternyata mewujudkan impian itu tidak mudah. Butuh usaha dan kerja keras. Ini baru mimpi soal mi ayam, gimana kalau mimpi soal punya usaha atau kendaraan keluaran terbaru ya, pasti harus banting tulang supaya mimpi menjadi kenyataan.

Baca juga : Cake papakin

Beda tempat, beda mi-nya

Dari perjalanan dalam rangka berburu mi ayam, saya akhirnya tahu ada perbedaan mendasar dari mi ayam kampung dambaan saya dengan mi ayam di sini yaitu mi. Yup, si bahan utama ini memegang peranan penting. Saya terbiasa menikmati mi ayam kampung dengan mi yang dibuat sendiri. Mi berwarna putih dan disimpan dengan cara digulung. Biasanya disimpan dikotak paling atas gerobak penjaja mi ayam keliling.

Baca juga : Sapala, make over kue tradisional banjar

Mi akan diurai sesaat sebelum dimasukkan ke dalam panci berisi air panas. Setelah itu, si abang penjual segera membubuhi bumbu pada mangkuk. Lalu dengan sigap menyambar sumpit panjang serta saringan. Dengan cekatan ia akan mengaduk mi dalam panci. Putar-putar sebentar, mi akan diangkat dengan saringan dan dipindahkan ke mangkuk. Secepat kedatangannya, secepat itu juga si abang mengaduk mi dengan bumbu. Barulah bahan lainnya diletakkan. Diawali dengan potongan sawi hijau, potongan daging ayam, dan pangsit goreng. Saus berwarna merah oranye menjadi pamungkasnya. 

alat pembuat mi dan pasta
Alat pembuat mi dan pasta

Berbeda dengan mi ayam di sini. Mi yang digunakan berwarna kuning. Kadang ada pedagang yang menggunakan mi telur, ada juga yang memakai mi kuning lainnya. Ada satu lagi mi yang dipakai yaitu mi merah. Kalau yang ini sudah pasti mi ayamnya mengalami adaptasi karena mi merah alias mi bancir merupakan bahan makanan khas Banjar. 

Bikin mi itu perlu kerjasama lho

Capek juga ya muter sana-sini tapi tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, akhirnya saya memutuskan mencoba membuat mi ayam sendiri. Pilihan ini kerap dilakukan para perantau kala rindu pada masakan daerahnya. Untungnya saya sudah punya alat penggiling mi. Selama ini alat penggiling ini hanya tersimpan di lemari.

Baca juga : Perkedel tahu

Alat sudah ada, tinggal mencari resep mi ayamnya. Waktunya berselancar di dunia maya. Dari berbagai situs makanan yang dibuka, akhirnya dipilihlah satu resep dari grup Langsung Enak. Bahannya hanya tepung terigu, telur, tepung tapioka, garam, dan air. Caranya pun hanya diaduk jadi satu. 

terigu protein tinggi dan telur
Tepung terigu protein tinggi dan telur untuk membuat mi.


Begitu petunjuk awalnya. Proses selanjutnya baru memerlukan kerjasama. Lho kok bisa? Ya begitulah, mungkin karena saya belum pernah memakai alat penggiling mi jadi agak kesulitan menggilingnya. Si kecil yang melihat saya berjibaku dengan adonan dan mesin, turun membantu. Wajah yang tadinya tersenyum, mulai kelihatan berubah karena menggiling itu butuh tenaga hahaha. Dia menyerah setelah 3 kali menggiling.
Yah, adonannya belum kalis. Alias masih banyak yang berlubang-lubang dan belum menyatu. Untung miswa segera turun tangan. Proses menggiling jilid 1 berjalan lancar. Istirahat sejenak, lanjut lagi hingga akhirnya 250 gram adonan pun berubah menjadi mi. Hore!. Berkat kerjasama akhirnya kami berhasil membuat mi. Perlu dirayain nih hehehe.

Mi ayam pengobat rindu

Mi sudah jadi, tugas selanjutnya masih menanti. Apalagi kalau bukan memasak mi ayam. Tanpa menunggu lama, segera saya merebus air. Begitu mendidih, segera masukkan daun sawi. Tidak perlu lama ya, supaya sawi tidak terlalu lunak. Habis itu baru deh merebus mi. Tidak sampai 5 menit, mi sudah matang. Langsung angkat dan pindahkan ke mangkuk. Kasih sawi dan ayam. Oke, mi ayam pengobat rindu sudah siap.
Ini dia resep dan cara membuat mi rumahannya.

mi ayam buatan sendiri
Mi buatan sendiri

Mi

Bahan:
250 gram tepung terigu protein tinggi
50 gram tepung tapioka
2 butir telur ayam, dikocok lepas
1 sdt garam
50 ml air

Cara membuat:
1.       Campur tepung terigu, tepung tapioka, garam, dan telur hingga berbentuk seperti pasir (bergerindil). Tuang air lalu uleni hingga adonan menyatu dan padat. Tekstur adonan keras. Diamkan selama 30 menit.
2.       Bagi dua adonan agar memudahkan proses menggiling. Giling adonan berulang kali hingga adonan kalis dan halus. Saya memulainya dari nomor 1 lalu secara bertahap ukurannya diperkecil. Jangan lupa untuk menaburi tepung terigu agar adonan tidak lengket.
3.       Setelah adonan kalis dan tipis, barulah adonan digiling dibagian untuk membuat mi. Mi yang sudah jadi taburi kembali dengan tepung. Lakukan sampai adonan habis.
4.       Penyajian: rebus mi di air mendidih yang diberi sedikit minyak selama 3 menit. Aduk-aduk dengan sumpit. Setelah itu angkat dan tiriskan. Tuang ke mangkuk dan beri minyak wijen, minyak ayam, dan air tumisan ayam. Beri sayuran dan ayam. Sajikan.

 Ayam tumis

Bahan:
200 gram daging ayam tanpa tulang, dipotong kecil
8 buah bawang merah
2 siung bawang putih
1 cm jahe
1 cm lengkuas
1 buah cabai merah, dicuci bersih
3 butir kemiri
1/2 sdt ketumbar
1/4 sdt jinten
1/2 sdt merica
1 batang serai, dicuci bersih
2 lembar daun salam. dicuci bersih
3 sdm kecap
1 sdm saus tiram
2 gelas air

Cara membuat:
1. Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, kemiri, ketumbar, jinten, dan merica. 
2. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan lengkuas, daun salam, kecap, saus tiram, daging ayam. Aduk-aduk hingga ayam terkena bumbu. Beri air. Masak sampai ayam matang. Cek rasa. Matikan api. Siap untuk dipakai. 

Tip:
1. Jika tidak mempunyai mesin penggiling pasta dan mi, adonan bisa ditipiskan dengan cara digiling dengan alat penggiling atau botol. Setelah itu diiris tipis dengan pisau. 
2. Mi yang dibuat bisa disimpan dilemari pendingin setelah dimasukkan ke dalam wadah kedap udara atau dibungkus plastik. 
3. Agar mi tidak menyatu, baluri mi dengan tepung. Pastikan seluruh permukaan mi terkena tepung.
4. Jangan merebus mi terlalu lama karena mi akan lunak dan air perebus menjadi kental.


Usaha membuat mi yang melelahkan itu terbayar ketika keluarga gembira. Mereka bilang, mi ayamnya enak. Tuntas sudah rindu ini pada mi ayam.

Komentar

  1. Your style is very unique in comparison to other folks I've read stuff from.

    Thanks for posting when you've got the opportunity, Guess
    I will just book mark this web site.

    BalasHapus
  2. mie ayam memang enak top markotop, tapi klo saya makan mie ayam di warung suka auto minggirin sayuran hehehe

    BalasHapus
  3. Wah sy penukmat mie ayam banget nih mbak.. Kynya mantebbb bgt tuh ada resepnya jg. Bs dicoba nie...apalagi kl banyak sawinya aku sk banget 😋😋😍

    BalasHapus
  4. Lebih terjamin kebersihannya ya Mba

    BalasHapus
  5. Lebih terjamin kebersihannya ya Mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.