Kikil, si kenyal yang menggoda

Suatu hari saya pergi ke pasar. Kegiatan yang rutin dilakukan seminggu sekali untuk memenuhi stok bahan makanan di kulkas. Sebenarnya ada tukang sayur keliling di komplek, tapi entah kenapa, tukang sayurnya kayak malas lewat di depan rumah. Mungkin karena jarang yang manggil dan letak rumah kami ada di pojokan. Jadilah kawasan ini seperti area terlarang buat tukang sayur. Tapi tidak pada tukang bakso, tukang kue putu, dan tukang jamu.
Karena pasarnya dekat rumah dan tidak terlalu besar, saya bisa dengan mudah mencari semua bahan yang dibutuhkan. Sayur, tempe, ikan, dan ayam sudah masuk dalam keranjang. Selanjutnya pulang. Tapi.. tunggu dulu. Ada tukang penjual kikil yang menggelar dagangannya menyelip di antara para pedangang. Mungkin karena dia bukan anggota tetap jadi lokasinya seperti nyempil.
Dengan semangat saya beli kikilnya. Biar ada menu baru juga sih. Kikilnya juga sudah bersih dan dipotong-potong, jadi perjuangan untuk mengiris sudah diselesaikan di tempat. Sampai rumah, se…
Karena pasarnya dekat rumah dan tidak terlalu besar, saya bisa dengan mudah mencari semua bahan yang dibutuhkan. Sayur, tempe, ikan, dan ayam sudah masuk dalam keranjang. Selanjutnya pulang. Tapi.. tunggu dulu. Ada tukang penjual kikil yang menggelar dagangannya menyelip di antara para pedangang. Mungkin karena dia bukan anggota tetap jadi lokasinya seperti nyempil.
Dengan semangat saya beli kikilnya. Biar ada menu baru juga sih. Kikilnya juga sudah bersih dan dipotong-potong, jadi perjuangan untuk mengiris sudah diselesaikan di tempat. Sampai rumah, se…